Rahasia Dibalik Jibab Panjang Annisa (Kisah Nyata)
Jumat, 08 Februari 2013 Category : For Muslimah, Pencerdasan Iman, Renungan 0
Bismillahirrohmanirrohiim
Ini cerita tentang adikku Nur Annisa , gadis yang baru beranjak dewasa
namun rada Bengal dan tomboy. Pada saat umur adikku menginjak 17 tahun,
perkembangan dari tingkah lakunya rada mengkhawatirkan ibuku, banyak
teman cowoknya yang datang kerumah dan itu tidak mengenakkan ibuku
sebagai seorang guru ngaji.
Untuk mengantisipasi hal itu ibuku menyuruh adikku memakai jilbab, namun
selalu ditolaknya hingga timbul pertengkaran pertengkaran kecil
diantara mereka. Pernah satu kali adikku berkata dengan suara yang rada
keras: “Mama coba lihat deh, tetangga sebelah anaknya pakai jilbab namun
kelakuannya ngga beda beda ama kita kita, malah teman teman Ani yang
disekolah pake jilbab dibawa om om, sering jalan jalan, masih mending
Ani, walaupun begini-gini ani nggak pernah ma kaya gituan ”, bila sudah
seperti itu ibuku hanya mengelus dada, kadangkala di akhir malam kulihat
ibuku menangis, lirih terdengar doanya: “Ya Allah , kenalkan Ani dengan
hukum Engkau ya Allah “.
Pada satu hari didekat rumahku, ada tetangga baru yang baru pindah. Satu
keluarga dimana mempunyai enam anak yang masih kecil kecil. Suaminya
bernama Abu Khoiri, (bukan Effendy Khoiri lhoo, entah nama aslinya
siapa) aku kenal dengannya waktu di masjid.
Setelah beberapa lama mereka pindah timbul desas desus mengenai istri
dari Abu Khoiri yang tidak pernah keluar rumah, hingga dijuluki si buta,
bisu dan tuli. Hal ini terdengar pula oleh Adikku, dan dia bertanya
sama aku: “Kak, memang yang baru pindah itu istrinya buta, bisu dan tuli
?
“..hus aku jawab sambil lalu” kalau kamu mau tau datangin aja langsung
kerumahnya”. Eehhh, tuuh anak benar benar datang ke rumah tetangga baru.
Sekembalinya dari rumah tetanggaku, kulihat perubahan yang drastis pada
wajahnya, wajahnya yang biasa cerah nggak pernah muram atau lesu,
mejadi pucat pasi….entah apa yang terjadi.?
Namun tidak kusangka selang dua hari kemudian dia meminta pada ibuku
untuk dibuatkan Jilbab yang panjang, rok panjang, lengan panjang. Aku
sendiri tambah bingung campur syukur kepada Allah SWT karena kulihat
perubahan yang ajaib. Ku bilang ajaib karena dia berubah total.
Tidak banyak lagi anak cowok yang datang kerumah atau teman teman
wanitanya untuk sekedar bicara yang nggak karuan, kulihat dia banyak
merenung, banyak baca baca majalah islam yang biasanya dia suka beli
majalah anak muda kaya gadis atau femina ganti jadi majalah majalah
islam, dan kulihat ibadahnya pun melebihi aku, tak ketinggalan
tahajudnya, baca Qur’annya, sholat sunat nya, dan yang lebih menakjubkan
lagi, bila teman ku datang dia menundukkan pandangannya. Segala puji
bagi Engkau ya Allah SWT jerit hatiku..
Tidak berapa lama aku dapat panggilan kerja di kalimantan, kerja di satu
perusahaan asing (PMA). Dua bulan aku bekerja disana aku dapat kabar
bahwa adikku sakit keras hingga ibuku memanggil ku untuk pulang ke rumah
(rumahku di Madiun). Di pesawat tak henti hentinya aku berdoa kepada
Allah SWT agar Adikku di beri kesembuhan, namun aku hanya berusaha,
ketika aku tiba di rumah, didepan pintu sudah banyak orang, tak dapat
kutahan aku lari masuk kedalam rumah, kulihat ibuku menangis, aku
langsung menghampiri dan memeluk ibuku, sambil tersendat sendat ibuku
bilang sama aku: “Dhi, adikkmu bisa ucapkan dua kalimat Syahadah diakhir
hidupnya “..Tak dapat kutahan air mata ini…
Setelah selesai acara penguburan dan lainnya, iseng aku masuk kamar
adikku dan kulihat Diary diatas mejanya. Diary yang selalu dia tulis,
diary tempat dia menghabiskan waktunya sebelum tidur kala kulihat
sewaktu almarhumah adikku masih hidup, kemudian kubuka selembar demi
selembar, hingga tertuju pada satu halaman yang menguak misteri dan
pertanyaan yang selalu timbul di hatiku. Perubahan yang terjadi ketika
adikku baru pulang dari rumah Abu Khoiri. Disitu kulihat tanya jawab
antara adikku dan istri dari tetanggaku, isinya seperti ini :
Annisa : {Aku berguman, wajah wanita ini cerah dan bersinar layaknya bidadari) Ibu, wajah ibu sangat muda dan cantik.
Istri tetanggaku : Alhamdulillah, sesungguhnya kecantikan itu datang dari lubuk hati.
Annisa : Tapi ibu kan udah punya anak enam, tapi masih kelihatan cantik.
Istri tetanggaku : Subhanallah, sesungguhnya keindahan itu milik Allah SWT dan bila Allah SWT berkehendak, siapakah yang bisa menolaknya.
Annisa : Ibu, selama ini aku selalu disuruh memakai jilbab oleh
ibuku, namun aku selalu menolak karena aku pikir nggak masalah aku nggak
pakai jilbab asal aku tidak macam macam dan kulihat banyak wanita
memakai jilbab namun kelakuannya melebihi kami yang tidak memakai
jilbab, hingga aku nggak pernah mau untuk pakai jilbab, menurut ibu
bagaimana?
Istri tetanggaku : Duhai Annisa, sesungguhnya Allah SWT
menjadikan seluruh tubuh wanita ini perhiasan dari ujung rambut hingga
ujung kaki, segala sesuatu dari tubuh kita yang terlihat oleh bukan
muhrim kita semuanya akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT
diakhirat nanti, jilbab adalah hijab untuk wanita.
Annisa : Tapi yang kulihat banyak wanita yang memakai jilbab yang kelakuannya nggak enak, nggak karuan.
Istri Tetanggaku : Jilbab hanyalah kain, namun hakekat atau arti dari jilbab itu sendiri yang harus kita pahami.
Annisa : Apa itu hakekat jilbab ?
Istri Tetanggaku : Hakekat jilbab adalah hijab lahir batin.
Hijab mata kamu dari memandang lelaki yang bukan mahram kamu.
Hijab lidah kamu dari berghibah (gosip) dan kesia siaan, usahakan selalu berdzikir kepada Allah SWT.
Hijab telinga kamu dari mendengar perkara yang mengundang mudharat baik untuk dirimu maupun masyarakat.
Hijab hidungmu dari mencium cium segala yang berbau busuk.
Hijab tangan-tangan kamu dari berbuat yang tidak senonoh.
Hijab kaki kamu dari melangkah menuju maksiat.
Hijab pikiran kamu dari berpikir yang mengundang syetan untuk
memperdayai nafsu kamu. Hijab hati kamu dari sesuatu selain Allah SWT,
bila kamu sudah bisa maka jilbab yang kamu pakai akan menyinari hati
kamu, itulah hakekat jilbab.
Annisa : Ibu aku jadi jelas sekarang dari arti jilbab, mudah
mudahan aku bisa pakai jilbab, namun bagaimana aku bisa melaksanakan
semuanya.
Istri tetanggaku : Duhai Anisa bila kamu memakai jilbab itulah
karunia dan rahmat yang datang dari Allah SWT yang Maha Pemberi Rahmat,
yang Maha Penyayang, bila kamu mensyukuri rahmat itu kamu akan diberi
kekuatan untuk melaksanakan amalan amalan jilbab hingga mencapai
kesempurnaan yang diinginkan Allah SWT.
Duhai Anisa, ingatlah akan satu hari dimana seluruh manusia akan dibangkitkan dari kuburnya. Ketika ditiup terompet yang kedua kali, pada saat roh roh manusia seperti anai anai yang bertebaran dan dikumpulkan dalam satu padang yang tiada batas, yang tanahnya dari logam yang panas, tidak ada rumput maupun tumbuhan.
Ketika tujuh matahari didekatkan di atas kepala kita namun keadaan gelap gulita.
Ketika seluruh Nabi ketakutan.
Ketika ibu tidak memperdulikan anaknya, anak tidak memperdulikan ibunya, sanak saudara tidak kenal satu sama lain lagi, kadang satu sama lain bisa menjadi musuh, satu kebaikan lebih berharga dari segala sesuatu yang ada dialam ini.
Ketika manusia berbaris dengan barisan yang panjang dan masing masing hanya memperdulikan nasib dirinya.
Pada saat itulah manusia baru tersadar, saat keringat karena rasa takut yang amat sangat luar biasa hingga menenggelamkan dirinya, dan rupa rupa bentuk manusia bermacam macam tergantung dari amalannya, ada yang melihat ketika hidupnya namun buta ketika dibangkitkan, ada yang berbentuk seperti hewan, ada yang berbentuk seperti syetan, semuanya menangis, menangis karena hari itu Allah SWT murka, belum pernah Allah SWT murka sebelum dan sesudah hari itu, hingga ribuan tahun manusia didiamkan Allah SWT dipadang mahsyar yang panas membara hingga Timbangan Mizan digelar itulah hari Yaumul Hisab.
Duhai Annisa, bila kita tidak berusaha untuk beramal dihari ini, entah
dengan apa nanti kita menjawab bila kita di sidang oleh Yang Maha
Perkasa, Yang Maha Besar, Yang Maha Kuat, Yang Maha Agung, Allah SWT. Di
Yaumul Hisab nanti! Di Hari Perhitungan nanti!!
Sampai disini aku baca diary nya karena kulihat, berhenti dan banyak
tetesan airmata yang jatuh dari pelupuk matanya, Subhanallah, kubalik
lembar berikutnya dan kulihat tulisan, kemudian kulihat tulisan kecil di
bawahnya: buta, tuli dan bisu, wanita yang tidak pernah melihat lelaki
selain mahramnya, wanita yang tidak pernah mau mendengar perkara yang
dapat mengundang murka Allah SWT, wanita yang tidak pernah berbicara
ghibah, ghosib dan segala sesuatu yang mengundang dosa dan sia-sia tak
tahan airmata ini pun jatuh membasahi diary.
Itulah yang dapat saya baca dari diarynya, semoga Allah SWT menerima Adikku di sisinya, Amin, Subhanallah.
Bapak-Bapak, Ibu-ibu, Saudara-Saudaraku, adik-adikku dan Anak-anakku
yang dimuliakan oleh Allah SWT. Khususnya kaum hawa. Saya mengharap
kisah nyata ini bisa menjadi iktibar, menjadi pelajaran bagi kita , bagi
putri-putri kita semua. Semoga meresap dihati yang membacanya dan
semoga Allah SWT senantiasa memberi petunjuk, memberi Rahmat, hidayah
bagi yang membaca dan menghayatinya.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan iman kita untuk
menjalankan (memenuhi) segala perintah-Nya dan menjauhi segala apa-apa
yang dilarang-Nya, dan mendapat derajat takwa yang tinggi, selamat
didunia sampai di akhirat nanti, mendapat pertolongan dan syafa’at di
hari yaumul hisab dan mendapat surga yang tinggi, amien. Wallaahu a’lam
bish shawab, billaahi taufik wal hidayah. Wassalaamu’alaikum
warahmatullaahi wabarakatuh.
Bila anda mau beramal saleh, sampaikan kisah diatas kepada muslimah yang
lainnya, supaya menambah iman dan taqwa mereka, insya Allah.
Penulis : H.Muhammad Sukarman.