Home > Oktober 2012

Oktober 2012

Sumpah Muslimin dan Muslimah Indonesia

Sabtu, 27 Oktober 2012 Category : , 0



  1. Kami, Muslimin dan Muslimah Indonesia meyakini bahwa tiada sesuatupun yang berhak diibadahi kecuali Allah Ta’ala
  2. Kami, Muslimin dan Muslimah Indonesia kembali mengatakan Tiada sesembahan yang haq (berhak disembah) melainkan Allah
  3. Kami, Muslimin dan Muslimah Indonesia beribadah hanya kepada Allah semata dan meninggalkan beribadah kepada selain-Nya
  4. Kami, Muslimin dan Muslimah Indonesia meyakini seluruh anggota tubuh kami akan patuh beribadah kepada Allah Azza wa Jalla
  5. Kami, Muslimin dan Muslimah Indonesia akan melakukan seluruh perintahNya dan meninggalkan laranganNya
  6. Kami, Muslimin dan Muslimah Indonesia berjanji tidak beribadah kepada Allah melainkan dengan cara yang telah disyari’atkan
  7. Kami, Muslimin dan Muslimah Indonesia akan ber Ittiba’ Kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam
  8. Kami, Muslimin dan Muslimah Indonesia wajib beribadah kepada Allah menurut apa yang beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam syari’atkan
  9. Kami, Muslimin dan Muslimah Indonesia akan menggigit Sunnah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan Gigi Graham
  10. Kami, Muslimin dan Muslimah Indonesia akan berpegang teguh kepada LAA ILLAHA ILALLAH MUHAMMAD RASULULLAH
»»  Lanjutkan...

Renungan Diri ......

Senin, 15 Oktober 2012 Category : , , , , 0

Bismillahirrohmanirrohiim......
  • “…Wahai pena..! titiplah salam kami teruntuk kaum wanita.
  • Tak usah jemu kau kabarkan bahwa mereka adalah lambang kemuliaan. Sampaikanlah  bahwa mereka adalah aurat…”
  •  Adakah alasan bagi wanita muslimah untuk tidak berjilbab?
  •  Adakah alasan syar’i bagi mereka untuk memampang foto-foto mereka di dunia maya?
  •  Tidakkah mereka sadar bahwa foto-foto mereka dapat diunduh dan dikoleksi tangan-tangan jahil?
  • Banggakah mereka? Akan dosa mata-mata yang memandang?
  • Tidakkah mereka sadar bahwa syaitan bangga dan terbahak-bahak dengan apa yang mereka lakukan?
  • Maukah mereka mencium harum wewangian surga? Tidakkah mereka sadar bahwa maut selalu mengintai??
  • Kalau hanya ingin dikatakan cantik? Semua wanita itu cantik. Tak perlu diucapkan. Tapi baiklah akan kami katakan kepada mereka.
  • “engkau cantik” Lalu... Puas kah? Gembira kah? Riang kah? Menyuburkan keimanan kah? Menambah level ketakwaan kah?
  • Sayangnya itu adalah ungkapan gombal yang basi nan memuakkan. Namun bisa membuat mereka terbang ke dunia hayal
  • Telah Kukatakan engkau itu cantik. Namun apakah perkataan ini merupakan mata air kebahagiaan yang menyirami bunga-bunga keimananmu?
  • Tidak wahai saudariku karena penilaianku hanya sebatas fisik semata.
  • Engkau akan cantik dan anggun dengan kemuliaan risalah langit yang kau rengkuh di jalan ilmu.
  • Masih berfikir? Untuk sholat maka diwajibkanlah wudhu terlebih dahulu.. apakah berhijab membutuhkan hati yang bersih terlebih dahulu?
  • Justru hijab lah yang akan membersihkan hati pemiliknya maupun hati yang memandangnya. .
  • Wahai pena, …titiplah salam kami teruntuk kaum wanita. Tak usah jemu kau kabarkan bahwa mereka adalah lambang kemuliaan.
  • Sampaikanlah bahwa mereka adalah aurat.
  • Berilah pengertian bahwa salah satu definisi aurat adalah bagian-bagian yang jika tersingkap atau terbuka
  • maka timbullah gejolak rasa malu bagi pemiliknya.
  • Artinya ketika mereka menampakkan aurat di dunia nyata maupun maya maka mereka telah mencabik rasa malu yang ada di hati.
  • Hancurlah sudah bangunan kemuliaan itu.
  • Berilah kabar gembira kepada kaum hawa bahwa surga itu lebih luas daripada langit dan bumi.
  • Mereka harus berlomba-lomba dalam kebaikan. Sebagaimana mereka, kami pun merasakan ujian kehidupan.
  • Karena itu, ajaklah mereka untuk menetapi kesabaran. tentu sabar di dunia lebih ringan daripada sabar dalam menahan siksaan di neraka.
  • Bisikkan pula, selain Maha Pengampun, Allah jua Maha dahsyat siksaannya.
  • Di dalam neraka, Allah memiliki pengawal-pengawal baik dari golongan malaikat yang siap menyiksa hebat kaum-kaum yang ingkar.
  • Sampaikan untaian nasehat kami agar mereka mempelajari tauhid yang benar, aqidah yang shahih,
  • belajar tentang halal dan haram dan mengetahui kewajiban-kewajiban mereka sebagai wanita mulia dalam islam. .
  • Sekiranya hati mereka luluh akan nasehat kami maka itulah kebaikan bagi mereka.
  • Tidaklah kami mengharap balasan atas apa yang kami atau pun mereka lakukan.
  • Kami berdo’a semoga mereka dimudahkan dalam memahami dan menjalankan syariat islam yang indah dan paripurna ini.
  • sekiranya mereka enggan nan sombong lagi angkuh maka sekali lagi kabarkanlah mereka bahwa adzab Allah amat pedih lagi dahsyat.
  • Hidayah itu amat mahal. Tak terjual di pasar dan jalanan. Pula, hidayah itu mudah beterbangan lalu terurai dan luntur bersama angin.
  • Karenanya, bergabunglah dengan saudarimu yang shalihah. Mereka telah mendahuluimu dalam hal ilmu dan amal.
  • Nikmati syahdunya hidayah bersama mereka.Wahai saudariku yang shalihah dan telah mendahului sebagian yang lain dalam ilmu dan amal.
  • Doakanlah saudarimu agar bisa bergabung dalam kafilah wanita-wanita yang didamba surga. Rangkul lah mereka, berikan senyuman...
  • Jangan kau berikan kata kata ketus kepada mereka.. Rangkul mereka.... Bersabar dalam hatimu untuk mereka
  • Mereka pun adalah perindu surga seperti mu dan hendak menginginkan rengkuhanmu.
  • Sertakan mereka dalam setiap sujud yang engkau rebahkan di hadapan Ar-Rahman... Do’akan mereka..
  • Wahai jemari dan lisan kami..Jadilah engkau saksi kelak di hadapan Allah bahwa kami telah menasehati wanita-wanita kami…
  • Walau ilmu kami pun belum seberapa.
 Allahu yahdik...Aamiin....

sumber : IslamDiaries....
»»  Lanjutkan...

Keutamaan Menjadi Anak yang Berbakti

Minggu, 14 Oktober 2012 Category : , 0

http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/berbakti-kepada-orang-tua-ilustrasi-_120212200936-347.jpg 

Sahabatku, berikut adalah diantara keutamaan menjadi anak yang berbakti …
  1. Termasuk Amal yang Paling Allah Cintai
    Dari Abdullah bin Mas’ud, “Aku bertanya kepada Rasulullah, “Amal apakah yang paling Allah cintai.” Beliau bersabda, “Shalat pada waktunya,” Aku bertanya, “Kemudian apa?” Nabi bersabda, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya, “Kemudian apa?” Nabi bersabda, “Berjihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  2. Masuk Surga
    Dari Abu Hurairah, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Celaka, celaka, dan celaka.” Ada yang bertanya, “Siapa dia wahai Rasulullah?” Nabi bersabda, “Dia adalah orang yang mendapati kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya dalam usia tua, akan tetapi kemudian dia tidak masuk surga.” (HR Muslim)
    Dari Muawiyah bin Jahimah dari bapaknya radhiyallahu ‘anhu, aku menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bermusyawarah dengan beliau tentang jihad di jalan Allah. Nabi bertanya, “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” “Ya,” kataku. Nabi pun bersabda, “Selalulah engkau berada di dekat keduanya. Karena sesungguhnya surga berada di bawah kaki keduanya.” (HR. Thabrani, al-Mundziri mengatakan sanadnya jayyid)
  3. Panjang Umur dan Bertambah Rezeki
    Dari Salman, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada yang bisa menolak takdir kecuali doa dan tidak ada yang bisa menambah umur kecuali amal kebaikan.” (HR. Turmudzi dan dihasankan oleh al-Albani)
    Anas mengatakan, “Barang siapa yang ingin diberi umur dan rezeki yang panjang maka hendaklah berbakti kepada kedua orang tuanya dan menjalin hubungan dengan karib kerabatnya.” (HR. Ahmad)
  4. Semua Amal Shalih Diterima dan Kesalahan-Kesalahan Diampuni
    Allah ta’ala berfirman: “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah . Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa, ‘Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai, berilah kebaikan kepadaku dengan kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri’. Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.” (QS al-Ahqaf: 15-16). Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu ada seorang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Sesungguhnya aku melakukan sebuah dosa yang sangat besar. Adakah cara taubat yang bisa ku lakukan?” Nabi bertanya, “Apakah engkau masih memiliki ibu.” “Tidak” jawabnya. Nabi bertanya lagi, “Apakah engkau memiliki bibi dari pihak ibu.” “Ya,” jawabnya. Nabi bersabda, “Berbaktilah kepada bibimu.” (HR. Tirmidzi)
  5. Mendapatkan Ridha Allah
    Dari Abdullah bin Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ridha Allah tergantung ridha kedua orang tua dan murka Allah tergantung murka kedua orang tua.” (HR. Thabrani dan dishahihkan oleh al-Albani)
  6. Diterima Doanya dan Hilangnya Kesusahan
    Diantara dalilnya adalah kisah Ashabul Ghar, yaitu tiga orang yang tertangkap dalam goa. Salah satu diantaraa mereka adalah seorang yang sangat berbakti kepada kedua orang tuanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  7. Lebih Utama Daripada Hijrah dan Jihad
    Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash ada seorang yang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Aku hendak membaiatmu untuk berhijrah dan berjihad dalam rangka mengharap pahala dari Allah.” Nabi bertanya kepada keduanya, “Apakah diantara kedua orang tuamu ada yang masih hidup.” “Ya, kedua-duanya masih hidup.” Jawabnya. Nabi bertanya, “Engkau mengharap pahala dari Allah?” “Ya.” Jawabnya. Nabi bersabda, “Pulanglah, temui keduanya dan sikapilah keduanya dengan baik.” (HR. Muslim)
  8. Orang Tua Ridha dan MendoakanJika seorang anak berbakti kepada kedua orang tuanya, tentu keduanya akan senang, dan pertanda ridhanya kepadanya. Kemudian mendoakannya, sedangkan doa orang tua itu pasti terjawab. Ada tiga orang yang doanya mustajab dan hal tersebut tidak perlu diragukan lagi. Tiga orang tersebut adalah doa orang yang teraniaya. Doa orang yang sedang bepergian dan doa orang tua untuk kebaikan anaknya. (HR. Ibnu Majah dan dihasankan oleh al-Abani)
  9. Anak Kita Akan Berbakti Kepada Kita
    Sikap bakti adalah hutang, maka sebagaimana kita berbakti kepada orang tua kita, maka anak kita pun akan berbakti kepada kita.
  10. Tidak Akan MenyesalSeorang anak yang tidak berbakti kepada kedua orang tuanya akan merasakan penyesalan ketika keduanya sudah meninggal dunia dan belum sempat berbakti.
  11. Dipuji Banyak Orang
    Bakti kepada kedua orang tua adalah sifat yang terpuji dan orang yang memiliki sifat ini pun akan mendapatkan pujian. Kisah Uwais al-Qorni adalah diantara dalil tentang hal ini.
  12. Merupakan Sifat Para Nabi
    Tentang Yahya ‘alaihis salam Allah ta’ala berfirman, “Dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka.” (QS. Maryam: 14). Tentang Isa ‘alaihis salam Allah ta’ala berfirman, “Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.” (QS. Maryam: 32). Tentang Ismail ‘alaihis salam Allah ta’ala berfirman, “Maka tatkala anak itu sampai berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, ‘Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?’ Ia menjawab, ‘Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar’.” (QS. ash-Shaffat: 102)
Sumber: Kumpulan Tulisan Ustadz Aris Munadar, Artikel www.muslimah.or.id
»»  Lanjutkan...

Bagaimana bisa kecantikan menjadi tirani?

Rabu, 10 Oktober 2012 Category : , , , 0


 

Menyaksiakan fenomena di zaman sekarang ini yakinlah bahwa kecantikan bisa menjadi tirani yang memenjarakan seorang wanita sehingga menjadi budaknya.

Kecantikan saat ini layaknya berhala yang dipuja. Seorang wanita bisa mengisolasi diri berjam-jam dan merogoh kocek yang fantastis hanya untuk tampil menawan. Wanita lainnya rela melakukan ritual apa pun yang bisa membuatnya tampil cantik dan menarik. Mulai dari berlapar-lapar dengan diet super ketat, menjauhi makanan yang halal lagi baik demi mendapatkan bentuk tubuh yang proporsional, sedot sana sini, dempul sana sini, agar terlihat seperti bintang iklan yang mempromosikan sebuah produk kecantikan. Padahal bukan rahasia kalau foto atau gambar bintang yang ditampilkan dalam iklan tersebut telah mengalami ‘retouched’ dengan perangkat teknologi canggih agar terlihat sempurna. Yang lebih parah lagi, sebagian bahkan rela merusak agamanya, mendatangi para dukun dan tukang tenung hanya untuk bisa tampil cantik dan menarik.

Kecantikan memang sudah sejak lama tidak lagi menjadi kesenangan pribadi yang rahasia bagi kaum wanita. Kecantikan telah menjadi ‘barang publik’ yang bisa dinikmati siapa saja yang melihatnya. Dan sebagaimana layaknya barang publik, ada tuntutan untuk memberi layanan prima, sehingga para wanita selalu berusaha untuk tampil cantik dalam segala kesempatan. Tidak terkecuali wanita muslimah dengan jilbab trendi mereka. “Tampil cantik dengan berjilbab”, itu adalah moto sebagian orang. Soal pakaiannya benar-benar syar’i atau tidak, itu urusan lain. Yang penting kepala dan seluruh tubuh atau aurat ‘terbalut’ dengan ‘indah.

Saya ingin mengutip tulisan Ismail Adam Patel dalam bukunya ‘Islam, the Choice of Thinking Women’ terkait masalah ini. Dia mengatakan:
Kecantikan telah menjadi nilai tukar, dan seperti uang, sangat dicari oleh para wanita. Namun demikian, ia lebih sukar untuk dijangkau daripada pound atau dollar, karena kaum laki-laki terus mendevaluasi ’nilai tukar’ tersebut. Tidak ada standar yang universal: ”Kecantikan” adalah sebuah berhala yang diciptakan oleh kaum laki-laki Barat, yang menaikkan dan merubah standar sekehendaknya, menjadikannya tidak mungkin untuk diraih oleh ibu, saudari atau anak perempuannya. Kecantikan wanita tidak ada hubungannya dengan wanita: kecantikan adalah segala hal mengenai intuisi dan kekuasaan laki-laki. Di Barat, hak laki-laki untuk memberikan penilaian terhadap penampilan wanita tanpa dirinya sendiri tunduk pada penilaian cermat (seperti yang dilakukannya kepada wanita-pent), dipandang sebagai pemberian Tuhan.

Ketika para wanita kulit putih kelas menengah melemparkan celemek mereka dan berbaris keluar dari pintu rumahnya dalam mengejar kebebasan, mereka jatuh tepat ke dalam jebakan salon kecantikan kapitalis. Pasar kapitalis telah memanipulasi wanita untuk membelanjankan lebih dari $33 milyar setiap tahun untuk produk diet, $20 milyar untuk produk kosmetik, $300 milyar untuk bedah kecantikan dan lebih dari $7 milyar dalam pornografi.
Di bagian lagi sang penulis berkata:
Industri mode menekan wanita untuk berperang dengan tubuh alami mereka sendiri melalui bedah kosmetik, mencekik diri mereka dengan pakaian dan rok ketat, membuat pincang kakinya dengan hak sepatu lancip dan berlapar-lapar hingga membahayakan kesehatan mereka atas nama diet.
Mode dan trend. Tampil modis dan trendi. Betapa banyak orang yang merasa gagal dan menjadi kehilangan kepercayaan diri bahkan frustrasi ketika tidak (mampu) mengikuti mode atau trend. Bukankah jilbab pun akhirnya diperlakukan sama, agar selalu mengikuti mode dan tren yang sedang ‘in’?. Bukankah jilbab kemudian kehilangan ensensinya sebagai penutup aurat dan lebih dimaksudkan untuk tampil menarik dalam paduan kaos pendek dan ketat dengan celana yang membentuk setiap lekukan tubuh, ditambah sepatu hak tinggi lancip yang menyebabkan setiap ayunan langkah membuat risih orang yang memandang?

Ya, itu semua demi untuk memenuhi selera pasar (atau pasaran) yang menghendaki wanita tampil cantik dan menarik. Menurut anda, siapa sebenarnya yang diuntungkan dengan penampilan cantik seorang wanita? Wanita itu sendiri kah? Atau para penikmat asing di luar sana? Sadar atau tidak, sebagian besar penikmat kecantikan itu adalah orang-orang di luar sana. Para lelaki yang tidak anda kenal yang terdiri dari berbagai macam karakter, dengan berbagai macam ide dan hayalan yang bisa timbul di benak mereka yang distimulasi oleh penampilan anda.

Tahukah anda bahwa sebagaimana layaknya barang publik, maka dalam kasus penampilan cantik pun ada saja yang namanya ‘free rider’, alias orang-orang yang menarik manfaat dari penampilan cantik tersebut, meskipun kecantikan itu tidak ditujukan untuk menarik perhatiannya. Jangan salahkan mata liar laki-laki berpemikiran mesum pada penampilan anda, karena kecantikan anda adalah barang publik, yang memang dipertontonkan untuk umum. Hanya sekedar melilitkan kerudung kecil di kepala dan balutan pakaian ketat di sekujur tubuh dan pengakuan bahwa itu adalah jilbab, tidak menjadikan diri anda terlindung dari pengamatan jahil laki-laki iseng.

Sebagian wanita dengan enteng mengatakan, “Hak saya untuk berpenampilan seperti yang saya inginkan. Soal orang lain kemudian berpikiran ‘kotor’ itu salah mereka.”

Loh? Bukankah anda sendiri yang menempatkan diri anda sebagai ‘obyek’ tontonan yang menggoda? Bukankah pelecehan seksual yang banyak terjadi atas kaum wanita diantaranya disebabkan oleh penampilan menggoda sang wanita itu sendiri? Bukankah kaum wanita itu sendiri yang telah menempatkan dirinya pada posisi rawan, rentan terhadap aksi pelecehan sementara dirinya sendiri lemah, tidak memiliki kemampuan untuk melawan? Tanggung jawab untuk melindungi kehormatan wanita adalah dimulai dari diri mereka sendiri. Mengapa justru memancing di air keruh?

Maaf, saya tidak hendak mengatakan bahwa keinginan untuk tampil cantik itu salah. Ingin tampil cantik dan menarik adalah tabiat wanita. Semua wanita saya kira sama pada kadar tertentu, ingin selalu terlihat cantik. Akan tetapi kecantikan bukanlah barang publik. Tidak ditentukan oleh trend di majalah mode. Kecantikan bukanlah kesepakatan orang (baca : kaum laki-laki) atas diri anda bahwa penampilan anda super. Kecantikan itu tidak ditunjukkan dengan jilbab gaul yang trendi, yang membalut ketat seluruh tubuh disertai riasan-riasan sehingga tampil menggoda. Bukan! Bukan itu! Jangan seperti itu! Jilbab syar’i tidak seperti itu!

Anda adalah pribadi yang bebas, yang mandiri! Anda adalah subyek, bukan obyek! Anda adalah wanita yang dimuliakan di dalam Islam, yang dilindungi dengan seperangkat aturan untuk menjaga kehormatannya. Islam memerintahkan untuk menutup diri dengan pakaian malu bukan untuk mengucilkan anda dari pergaulan, tetapi justru untuk melindungi kehornmatan anda.

Anda adalah seorang yang merdeka, bukan benda yang bisa dinilai, ditaksir dan diberi label harga yang pantas, sehingga untuk medapatkan label harga yang tinggi atas kecantikan itu, anda rela melakukan berbagai cara, meski menyakiti diri dan menabrak norma-norma syar’i.

Anda bukan wanita lemah tanpa daya yang selalu terombang-ambing mengikuti arus pasar kapitalis dan para penyerunya. Tidak!

Anda lebih berharga daripada wanita pembeo yang latah pada perkembangan mode. Anda jauh lebih berharga dari itu!

Menutup aurat dengan jilbab syar’i bukanlah kungkungan dan bukan pula keterbelakangan, akan tetapi kebebasan. Terbebas dari padangan mata iseng yang melihat wanita dan kecantikannya hanya sekedar obyek. Kebebasan untuk menunjukkan sikap dan menentukan pilihan; pilihan pada sesuatu yang Allah ridhai. Menjadikan diri anda subyek, pribadi yang dihargai kecerdasannya, agama dan akhlaknya, karakter dan kepribadiannya, dan bukan sekedar penghargaan pada fisiknya, atau isi rekeningnya.

Dan seperti kata Mr. Patel dalam judul bukunya, ‘Islam adalah pilihan bagi wanita yang berakal’, sebuah pertanyaan terlintas, “seberapa cerdas kita kaum muslimah, menjadikan Islam sebagai pilihan?” Bukan sesuatu yang mudah dijawab, apalagi diimplemetasikan. Setidaknya pada tataran penampilan kita bisa mulai berbenah diri agar tidak terjebak dalam tirani kecantikan dan belajar untuk memilih yang terbaik, keberanian untuk mengakui identitas sebagai seorang muslimah yang menampakkan rasa malu, dengan mengenakan jilbab syar’i.

Wallahu a’lam.

sumber : Islam Diaries
»»  Lanjutkan...

Zainab binti Khuzaimah (wafat 1 H)

Rabu, 03 Oktober 2012 Category : , , 0

Nasab dan Masa Pertumbuhannya
Nama lengkap Zainab adalah Zainab binti Khuzaimah bin Haris bin Abdillah bin Amru bin Abdi Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah al-Hilaliyah. Ibunya bemama Hindun binti Auf bin Harits bin Hamathah.

Berdasarkan asal-usul keturunannya, dia termasuk keluarga yang dihormati dan disegani. Tanggal lahirnya tidak diketahui dengan pasti, namun ada riwayat yang rnenyebutkan bahwa dia lahir sebelum tahun ketiga belas kenabian. Sebelum memeluk Islam dia sudah dikenal dengan gelar Ummul Masakin (ibu orang-orang miskin) sebagaimana telah dijelaskan dalam kitab Thabaqat ibnu Saad bahwa Zainab binti Khuzaimali bin Haris bin Abdillah bin Amru bin Abdi Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah al-Hilaliyah adalah Ummul-Masakin. Gclar tersebut disandangnya sejak masa jahiliah. Ath-Thabary, dalam kitab As-Samthus-Samin fi Manaqibi Ummahatil Mu’minin pun di terangkan bahwa Rasulullah. menikahinya sebelum beliau menikah dengan Maimunah, dan ketika itu dia sudah dikenal dengan sebutan Ummul-Masakin sejak zaman jahiliah. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa Zainab binti Khuzaimah terkenal dengan sifat kemurah-hatiannya, kedermawanannya, dan sifat santunnya terhadap orang-orang miskin yang dia utamakan daripada kepada dirinya sendiri. Sifat tersebut sudah tertanarn dalam dirinya sejak memeluk Islam walaupun pada saat itu dia belum mengetahui bahwa orang-orang yang baik, penyantun, dan penderma akan memperoleh pahala di sisi Allah.

Keislaman dan Pernikahannya

Zainab binti Khuzaimah. termasuk kelompok orang yang pertama-tama masuk Islam dari kalangan wanita. Yang mendorongnya masuk Islam adalah akal dan pikirannya yang baik, menolak syirik dan penyembahan berhala dan selalu menjauhkan diri dari perbuatan jahiliah.

Para perawi berbeda pendapat tentang nama-nama suami pertama dan kedua sebelum dia menikah dengan Rasulullah. Sebagian perawi mengatakan bahwa suami pertama Zainab adalah Thufail bin Harits bin Abdil-Muththalib, yang kemudian menceraikannya. Dia menikah lagi dengan Ubaidah bin Harits, namun dia terbunuh pada Perang Badar atau Perang Uhud. Sebagian perawi mengatakan bahwa suami keduanya adalah Abdullah bin Jahsy. Sebenarnya masih banyak perawi yang mengemukakan pendapat yang berbeda-beda. Akan tetapi, dari berbagai pendapat itu, pendapat yang paling kuat adalah riwayat yang mengatakan bahwa suami pertamanya adalah Thufail bin Harits bin Abdil-Muththalib. Karena Zainab tidak dapat melahirkan (mandul), Thufail menceraikannya ketika mereka hijrah ke Madinah. Untuk mernuliakan Zainab, Ubaidah bin Harits (saudara laki-laki Thufail) menikahi Zainab. Sebagaimana kita ketahui, Ubaidah bin Harits adalah salah seorang prajurit penunggang kuda yang paling perkasa setelah Hamzah bin Abdul-Muththalib dan Ali bin Abi Thalib. Mereka bertiga ikut melawan orang-orang Quraisy dalam Perang Badar, dan akhirnya Ubaidah mati syahid dalam perang tersebut.

Setelah Ubaidah wafat, tidak ada riwayat yang menjelaskan tentang kehidupannya hingga Rasulullah . menikahinya. Rasulullah menikahi Zainab karena beliau ingin melindungi dan meringankan beban kehidupan yang dialaminya. Hati beliau menjadi luluh melihat Zainab hidup menjanda, sementara sejak kecil dia sudah dikenal dengan kelemah- lembutannya terhadap orang-orang miskin. Scbagai Rasul yang membawa rahmat bagi alam semesta, beliau rela mendahulukan kepentingan kaum muslimin, termasuk kepentingan Zainab. Beiau senantiasa memohon kepada Allah agar hidup miskin dan mati dalam keadaan miskin dan dikumpulkan di Padang Mahsyar bersama orang-orang miskin.

Meskipun Nabi. mengingkari beberapa nama atau julukan yang dikenal pada zaman jahiliah, tetapi beiau tidak mengingkari julukan “ummul-masakin” yang disandang oleh Zainab binti Khuzaimah.

Menjadi Ummul-Mukminin

Tidak diketahui dengan pasti masuknya Zainab binti Khuzaimah ke dalam rumah tangga Nabi ., apakah sebelum Perang Uhud atau sesudahnya. Yang jelas, Rasulullah . menikahinya karena kasih sayang terhadap umamya walaupun wajah Zainab tidak begitu cantik dan tidak seorang pun dari kalangan sahabat yang bersedia menikahinya. Tentang lamanya Zainab berada dalam kehidupan rumah tangga Rasulullah pun banyak tendapat perbedaan. Salah satu pendapat mengatakan bahwa Zainab memasuki rumah tangga Rasulullah selama tiga bulan, dan pendapat lain delapan bulan. Akan tetapi, yang pasti, prosesnya sangat singkat kanena Zainab meninggal semasa Rasulullah hidup. Di dalam kitab sirah pun tidak dijelaskan penyebab kematiannya. Zainab meninggal pada usia relatif muda, kurang dari tiga puluh tahun, dan Rasulullah yang menyalatinya. Allahu A’lam.

Semoga rahmat Allah senantiasa menyertai Sayyidah Zainab binti Khuzaimah. dan semoga Allah memberinya tempat yang layak di sisi-Nya. Amin.

Sumber: buku Dzaujatur-Rasulullah , karya Amru Yusuf, Penerbit Darus-Sa’abu, Riyadh
»»  Lanjutkan...